Jumat, 07 Oktober 2011

KUMPULAN CERITA LUCU & NAKAL

                                                         



K U C I N G


Sore itu seorang kakek berjalan tertatih-tatih menuju sebuah toko milik pak Udin tetangganya yang tak jauh dari rumahnya, untuk membeli sesuatu. 
Si kakek, " Aku beli sabun detergen, cukup satu saja ya?!"
Pak Udin, " Buat apa kek? tumben kok mau mencuci baju sendiri."
Si kakek, " Enggak...! ini loh kucingku habis ke cebur got, badanya kotor dan bau. Makanya mau aku mandikan biar bersih lagi."
Pak Udin, " Owalah kek! kok aneh-aneh aja, kucing kok ya di mandiin pakai sabun cuci pakaian, ya...nanti mati itu kucing kesayangan kakek."
Di nasehati oleh pak Udin, si kakek tak peduli tetap pada pendiriannya untuk membeli. Pak Udin tak bisa berbuat apa-apa untuk mencegahnya, dengan berat hati ia melayani saja permintaan si kakek. Esok harinya pak Udin melihat si kakek termenung sendiri di depan rumahnya. Ia datangi si kakek.
Pak Udin, " Apa kabar kek...!"
Si Kakek, " Kabarnya kurang baik."
Pak Udin, " Kenapa kek? Saya kok nggak melihat kucingnya, biasanya selalu bersama kakek."
Si Kakek, " yaitu kabar buruknya, kucingku sudah nggak bersama aku lagi. Dia sudah mati."
Pak Udin, " Apa ku bilang, kakek nggak menuruti nasehatku."
Si kakek, " Matinya bukannya aku mandikan kok...?!"
Pak Udin, " lalu kenapa kek?"
Si kakek, " Ceritanya setelah aku mandikan bersih, aku peras lalu ku jemur. eehh...kok mati."
   DI GILIR

Semaraknya pelecehan maupun pemerkosaan terhadap wanita sangat memprihatinkan. Pelakunya tdk hanya pria dewasa bahkan anak di bawah umur maupun jg sdh kakek2, begitupun jg bagi pihak korbannya, ironis.
Kebanyakan pelakunya di bawah pengaruh alkohol. Ini salah satu peristiwa yg miris terjadi pd nenek. cerita-
nya pd tengah malam terjaga, tdk di jumpainya kucing kesayangannya yg menemaninya tidur. Dia akhirnya memutuskan utk keluar rumah malam itu, setelah di cari2 di dlm rmh tak di temuinya. Dalam pencariannya tanpa terasa, dia meninggalkan rmh cukup jauh. Di saat bingung, dia melihat segerombolan anak muda yg lagi pesta miras. Walau ragu, tapi tetap dia beranikan diri utk menemui mereka.

Nenek : " Permisi cuk ?! Apa lihat Mona ? "
Pemuda : " Siapa itu nek ?! Apa anak gadisnya ?  Ha...Ha..."
Nenek : " Ekh... bukan maksudku Mona kucingku."

Jawaban nenek di sambut gelak tawa oleh para pemuda yg lg mabuk berat. Tanpa di sangka si nenek, tangannya di tarik salah satu pemuda. Tanpa di komando teman lainnya membantu memegangi, bahkan me-
lucuti pakaiannya. Tak peduli tanpa rasa kasihan lg dgn nenek  tua renta yang tak berdaya. Karena sudah di bawah pengaruh alkohol. Teganya diperkosalah beramai-ramai secara bergilir oleh para pemuda bejat itu.
Sempat melawan dan meronta-ronta, tapi apalah artinya, tenaganya di banding tenaga para pemuda itu. 
Di saat giliran pemuda terakhir, si nenek diam membujur kaku tak ada gerakkanan dan rintihan lg. Si pemuda antara ragu, takut dan kuatir, ada apa dgn nenek ini pikirnya galau. Sambil berjongkok di dekatkan telinganya pd hidung si nenek yg terkulai lemas tanpa daya, utk memastikan apa masih bernafas. Samar2 terdengar hembusan lemah dan suara lirih setengah berbisik dari si nenek. 

Nenek : " Lagi doo...oong cuk ?! " Desahnya. 


S A N D E R A

Seorang karyawati yang cantik diberhentikan dari pekerjaanya, menuntut pesangon pada bossnya. Namun tak berhasil, si boss menolak memberi pesangon. Tiba di rumah dengan cemberut ia cerita pada sang suami.
Mendengar cerita istrinya, marahlah sang suami dan mendambrat si istri.

Suami : " goblok...!!! Kenapa tidak kamu ambil saja barang-barang yang ada di kantor."
Istri     : " Tenang aja mas?!"
Suami : " Tenang apanya, kamu sudah cukup lama kerja di sana."
Istri     : " Tenang aja mas, anak Boss sudah aku sandera."
Suami : " Wah...!!! Pinter juga kamu, terus kamu sekap di mana anak itu."
Istri     : " Nih?! Di perutku."




Naik Haji


Di sebuah kampung tinggallah dua Orang bertetangga yang berbeda keyakinan dan profesi, yang satu Ustad biasa di panggil Pak Haji dan satunya lagi Pendeta. Pada suatu hari kampung mereka banjir yang cukup tinggi dan arusnya cukup deras. Mereka terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih tinggi. Karena kasihan pada pendeta yang badannya kecil dan hampir terseret arus derasnya banjir. Digendonglah Pak Pendeta oleh Pak Haji yang badannya lebih tinggi dan besar. 

Tetangga lain melihat itu nyeletuk, " Wah...!!! baru kali ini aku melihat ada Pendeta  naik haji. "

Temannya ikut nyeletuk, " Bagaimana kalo Pendetanya yang naik Bu Haji ?"

Pak Haji menjawab, " Saya tidak naik haji tapi naik darah."
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar