Sabtu, 10 Maret 2012

Hari Wanita di Mata Wanita Indonesia

Bagaimana pandangan beberapa wanita Indonesia tentang peran wanita di Indonesia ?

Raden Ajeng Kartini

Tanggal 8 maret 2012 lalu ditetapkan sebagai hari wanita sedunia. Kali ini perayaan itu cukup hidup di tanah air. Situs jejaring sosial seperti Twitter dan Facebook membantu memarakkan hari spesial bagi kaum hawa tersebut. 

Susy Hutomo ( CEO Body Shop, Inpirator ) :

Adanya peningkatan partisipasi wanita di Indonesia. Tapi hal itu belum cukup, sebab hingga kini, masih sedikit wanita  yang memiliki peran-peran penting seperti Decision Maker ( pengambil keputusan ). Kebanyakan wanita-wanita Indonesia terlalu tergantung pada pakem-pakem yang berlaku di masyarakat. Wanita Indonesia masih cenderung berupaya menyenangkan orang lain ketimbang diri sendiri. mereka jadi kurang percaya diri dengan potensi yang dimilikinya.
" Wanita Indonesia harus berani mengenal dirinya dan kekuatan diri sendiri tanpa harus terikat pakem-pakem, " tegasnya.
Natwa Shihab ( New Sanchor ) :

Menyatakan, banyak wanita Indonesia yang menganggap dirinya tidak hebat, secara tidak sadar, wanita indonesia, sering merendahkan diri sendiri. Padahal wanita muda Indonesia lebih kuat dan pintar daripada laki-laki. Perempuan juga lebih tinggi jika dibandingkan dengan kaum Adam.
" Kita  juga punya kemampuan lebih maksimal. Kita bisa mengasuh anak dan melakukan banyak hal. Jadi, kenapa kita ragu menunjukkan kemampuan kita, " Lanjutnya.

Dewi Lestari ( Penulis dan Penyanyi ) :

Menyatakan, wanita Indonesia memang mulai bangkit dan menuntut kesetaraan. Namun, saat bicara emansipasi semangat yang digaungkan adalah semangat untuk mengalahkan kaum laki-laki. Padahal wanita seharusnya tidak meninggalkan kualitas feminim yang dia punya.
" Jadi, bagaimana kita bisa survive di dunia yang didominasi kaum laki-laki tanpa kehilangan kualitas yang kita punya sebagai wanita. Bagaimana kita terus maju tanpa melupakan feminitas yang kita punya, " tegasnya.